Oct 27, 2015

Oleh-oleh Seminar Parenting

masalah dalam rumah tangga | berita broadcastSeminar dibuka dengan tingginya perceraian terutama oleh pasangan muda di Indonesia. Dan lebih dari 60% perceraian karena meloloskan permintaan istri untuk bercerai. Kenapa banyak pernikahan muda bercerai (1 cerai:10 pernikahan)? Dan kenapa istri banyak meminta cerai? Salah satu faktor adalah peter pan syndariome dan cinderella complex yang menyebabkan KDRT, ketidakharmonisan dan perselingkuhan.


Orangtua yang memberikan semua kebutuhan dan keinginan anaknya bahkan ketika anak belum memintanya akan membuat anak memiliki Adversity Quotion (AD) yang rendah. AD adalah kemampuan untuk tabah dalam masalah, “tahan banting” dalam menghadapi masalah hidup. (Saat ini profesional yang memiliki AD yang tinggi banyak dicari oleh perusahaan dan salah satu modal penting sebagai entrepreneur-tambahan penulis).


Jika anak tsb laki-laki yang ber-AD rendah, sangat mungkin memiliki Peter Pan Syndariome dan yang perempuan memiliki Cinderella Complex. Dalam pergaulan mereka akan mudah menyerah pada pengaruh negatif seperti narkoba dan lebih mungkin memiliki anak di luar nikah. Ketika menikah laki laki ini tidak bs bertanggung jawab ketika masa sulit dan atau serba bergantung pada istri yang dianggap sebagai Ibunya yang mengatur/menyediakan semua kebutuhan dari ikat pinggang sampai tukang yang akan membetulkan genteng. Yang perempuan sebagai istri akan mencari suami yang mampu memberinya segalanya dan akan mudah meminta cerai di saat sulit.


Sebaiknya orangtua mulai membiasakan diri melatih anak-anaknya untuk BMM (Berfikir-Memilih-Mengambil Keputusan). Lebih sering lah menggunakan kalimat tanya seperti “bagaimana perasaanmu tentang hal ini?”, “apa yang kamu perlu lakukan?, “apa dampaknya kalau kamu melakukan hal itu?” (Dalam ilmu leadership, teknik ini digunakan dalam sesi coaching-Penulis). Dengan nada datar dan intonasi tidak menyuduntukan. Gunakan gaya parenting otoritatif, yaitu keseimbangan antara ekspektasi ortu dan dukungan ortu/ kasih sayang atau keseimbangan logika dan cinta. ortu memberi harapan/ekspektasi yang tinggi sekaligus memberi dukungan, misalnya “papa pengen kamu melakukan hal ini, bagaimana papa bisa membantumu?” Siapkan anak untuk masa depan dengan mempertimbangkan 8 aspek perkembanga: Keimanan, ibadah, Akhlak, emosi, kecerdasan (logika, nalar dan akademis), sosial, fisik&kesehatan dan seksualitas (memahami diri dan lawan jenis).


Seminar ini juga menitik beratkan pada peran ayah dan menyembuhkan luka psikologis para ortu. Peran ayah sebagai pemimpin keluarga saat ini lemah sehingga istri dan anak kehilangan panutan yang memberi contoh ketegasan, keberanian dan melindungi dengan penuh kasih sayang. Oleh karena itu pahami inner child diri dan pasangan. Inner child adakan kondisi kejiwaan yang membekas dari masa kecil. Inner child tidak selalu buruk namun perlu secara bijaksana disikapi. Seorang ayah yang dulunya kehilangan Ibu dari kecil akan bisa tergantung pada istrinya. Seorang istri yang dulunya dididik terlalu mandiri oleh ayahnya akan tidak mau dibantu suaminya.


Poin-poin penting:


1. Bantu anak bisa mengambil keputusan sendiri dengan banyak bertanya ketika anak sedang banyak PR, dalam konflik dengan temannya, dll. Sedikit menasehati tetap boleh.


2. Pahami bahwa ekonomi keluarga tidak selalu naik dan anak-anak akan menjalankan kehidupan rumah tangganya sendiri jadi ajar anak-anak sesuai perannya. Laki laki menjadi suami dan ayah yang tegas, berani, melindungi dengan kasih sayang dan anak perempuan yang merawat dan melindungi penuh kasih sayang.


3. Kita membesarkan anak-anak di era digital shg ortu harus tahu games, bacaan, tontonan dan pergaulan di sosmed/gadgetnya.


4. Ortu perlu memahami inner child diri sendiri dan pasangannya dan mulai menjembatani kebutuhan dari inner child tersebut sehingga orangtua (walau pun sudah bercerai) tampil kompak dalam mendidik anak (dual parenting).


5. Bantu anak memilih pasangan hidupnya dengan mengajarkan bagaimana memilih teman yang baik serta memberi contoh bagaimana seorang suami memperlakukan istri dan seorang ayah memperlakukan anaknya. Ingat, kita tidak sekedar memilih menantu tapi juga memilih besan karena cara calon besan mendidik anaknya (calon menantu kita) mempengaruhi kejiwaan calon menantu tersebut. Ajarkan anak untuk mempertimbangkan cara marah calon pasangannya.


6. Orangtua jangan lupa menjalankan peran sebagai suami dan istri karena akhirnya Anda akan tinggal berdua. Jangan sibuk memikirkan dan menjalankan peran ayah dan Ibu namun lupa merawat kasih Anda sebagai suami dan istri. Anak-anak bisa merasakan hubungan kasih ayah kepada ibunya (dan sebaliknya) dan hal mempengaruhi cara pandang anak terhadap makna pernikahan dan mencari pasangan dari lawan jenis. Hal ini juga membantu Anda hidup dengan indah stlh anak-anak sibuk dan berkeluarga.


7. Laki laki memilih otak lebih berat 50 gr dibanding perempuan. Namun otak perempuan memiliki corpus collosum,jembatan otak kiri dan otak kanan, yang lebih tebal. Laki laki lebih rasional, kurang empati dibanding perempuan dan fokus pada solusi. Perempuan lebih emosional, insting lebih tajam-langsung bertindak cepat, namun sambil berpikir. Hal ini menyebabkan perlunya pendekatan berbeda antara anak laki laki dengan perempuan seperti bicara pada suami/anak laki-laki jangan lebih dari 15 kata sedangkan dengan istri/anak perempuan bisa berpanjang lebar.


Diringkas oleh peserta seminar: Rivalino Shaffar CCC-Certified Career Coach. Ringkasan ini hanya menyampaikan sebagian materi yang kompleks sesuai pemahaman penulis.


Sumber-sumber penting: Buku Ilmu Memeluk Anak ditulis oleh Ibu Elly Risman dan tim.Gerakan Selamatkan Masa Emas Anak Indonesia (SEMAI) untuk mengantisipasi pendapat bahwa 100 tahun Indonesia merdeka anak2 Indonesia akan serusak-rusaknya generasi



Oleh-oleh Seminar Parenting

No comments:

Post a Comment