Dec 10, 2015

Perjalanan Karir Rio Haryanto Menuju F1 2016

Perjuangan Rio Haryanto mengharumkan nama bangsa di dunia olahraga sudah dimulai sejak usia 6 tahun. Sebelum akhirnya dinyatakan lolos masuk kejuaraan balap F1 tahun depan, ia harus meniti karir dari bawah.


Sepanjang karirnya, Rio pernah mendapat perlakuan yang dirasa kurang mengenakkan. Berikut rangkuman perjalanannya.


1. GP3 Series 2010 – Istanbul, Turki: Panitia lomba tidak menyangka akan ada orang Indonesia menjadi juara. Lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bahkan belum disiapkan dan mereka harus membalikkan bendera putih-merah Polandia untuk dijadikan bendera merah-putih Indonesia di podium kemenangan.


2. GP3 Series 2010 – Silverstone, Inggris: Rio naik podium di race pertama dan panitia lomba kemudian membongkar mobil Rio karena dicurigai curang. Setelah diperiksa, pelanggaran tidak ditemukan namun mereka tidak memasang kembali mobil Rio dengan baik. Rio akhirnya harus tersingkir di race kedua karena kerusakan komponen mobil.


“Panitia benar-benar tak percaya kalau Rio bisa begitu cepat pada race 1. Silakan saja membongkar mobil Rio tapi tolong dikembalikan seperti semula. Yang ada mereka malah memasang lagi alat itu dengan tidak sempurna dan bahkan kalau dilihat lebih detail ada yang bengkok. Benar-benar pengalaman buruk, karena itu tidak bisa diprotes.” ujar Sinyo Haryanto, ayahanda Rio.


3. GP2 Series 2015 – Monza, Italia: Rio mendapat penalti karena dianggap mengambil keuntungan dengan memotong jalan. Padahal, Rio ingin menghindari tabrakan dan bahkan sudah melambatkan mobilnya supaya tidak dianggap mengambil keuntungan. Sementara itu, pembalap lain yang jelas-jelas memotong jalan dan tidak mengurangi kecepatannya justru tidak mendapat penalti.


4. GP2 Series 2015 – Sochi, Rusia: Rio sudah menyalip untuk berada di posisi pertama sebelum sinyal safety car menyala (jika terjadi kecelakaan, safety car diturunkan dan peserta tidak boleh salip menyalip) namun panitia menyatakan Rio harus turun ke posisi kedua. Sebaliknya, komentator siaran GP2 di TV Karun Chandhok pun mengatakan bahwa Rio berhak menjadi juara.


5. F1 2015 – Suzuka, Jepang: Peluang Rio naik ke Formula 1 ditertawakan dan dijadikan lelucon oleh salah satu komentator siaran F1 di TV internasional. Ia mempermainkan nama Rio dengan sebutan seperti “Rio de Janeiro”, “Harry Auntie”, dan “Harry’s Auntie”.



Perjalanan Karir Rio Haryanto Menuju F1 2016

No comments:

Post a Comment