Apr 7, 2016

[Renungan] Beda Cara Berkomunikasi, Beda Hasil yang Didapat

komunikasi yang baikAda seorang bapak makan mie di restoran. Lalu dia melihat dalam mangkuk mie itu ada rambut. Lalu dia mamanggil pelayan. Dia marah dan membentak, “Hei pelayan, bekerja yang benarlah pakai mata !!. Tak becus kerjamu !!! Apaan sih kerjamu ini, coba lihat mie yang kau buat ini, mengapa kau campur pula dengan rambut. Aku tadi mesan mie, bukan rambut !!! Jijik aku melihatnya, tahu !!!???… cepat sana ganti!!!”


Maka pelayan itupun mengambil mie itu, segera membawanya ke dapur. Lalu rambutnya dibuang. Lantas mie itu dipindahkannya ke mangkuk yang baru dan disajikan kembali ke orang tadi. Artinya rambutnya saja yang dibuang, mienya tetap itu saja.


Ketika dihidangkan kembali, bapak itu tetap saja sinis, tapi mienya dia makan dengan lahap sampai habis… tak tahu dia….


Pada waktu yang berlainan, terjadi lagi hal yang sama… ya mie bercampur rambut lagi. Tetapi kali ini orang yang makan bapak yang lain.


Lalu bapak ini memanggil pelayan tadi dan dengan santun dia berkata, “Permisi dek, kelihatannya dalam mie ini ada rambut lho… Apakah bisa diganti dek? Maaf dek ya…”


Maka pelayan itupun minta maaf kepada bapak ini dan mengambil kembali mie yang telah disajikan, membawanya ke dapur dan membuang seluruh mie itu ke tong sampah. Dia masak lagi mie yang baru, malah dia buat lebih enak dan porsinyapun ditambah.


Setelah selesai dimasak, dihidangkan kembali mie itu dan pelayan itupun berkata, “Saya minta maaf Pak, karena telah berbuat salah, dan terima kasih bapak sudah sabar menunggu”


Bapak itu pun berkata, “Tak apa dek, terima kasih ya” Maka bapak itu dengan lahapnya menyantap hidangan mie itu dengan nikmat.


Para sahabat, dari kisah ini kita diingatkan untuk berkomunikasi dengan baik dan santun dengan siapapun dalam setiap level dan tingkatan.


Sering sekali maksud kita yang baik TIDAK KESAMPAIAN dan GAGAL karena CARA atau GAYA kita tidak disukai. Komunikasi kita yang kurang sopan sering menjadi bungkus yang membuat RUNYAM dan KANDAS maksud kita yang mulia.


Memang kita sering berkata ISI yang penting BUKAN BUNGKUSnya. Tetapi bukankah sebelum orang melihat ISI, BUNGKUS dulu yang dibuka? Jadi bagi kita mestinya memang ISI terutama, tetapi alangkah sempurnanya ISI itu jika berada dalam KEMASAN yang baik. Orang akan tertarik melihat ISI yang baik bila ditawarkan dengan BUNGKUS yang bagus nan indah menawan.


Ingatlah bahwa tomat yang sama dari Lembang sering lebih mahal di supermarket dari pada jika dijual di pasar tradisional. Mengapa ? Karena kemasannya !


Perhatikan juga kado-kado yang dihadiahkan dalam perayaan-perayaan tertentu. Bukankah kita sering harus sibuk mencari kertas kado yang menarik sebagai pembungkusnya?, meskipun memang bungkus kado itu akhirnya dirobek-robek juga, terlebih bagi orang tak sabaran melihat apa ISI kadonya.


Jadi dalam hal-hal tertentu, BUNGKUS itu tetaplah PENTING dan JANGAN DIABAIKAN, terutama dalam kita BERKOMUNIKASI dengan orang lain. Bangunlah BUNGKUS komunikasi dan jembatan yang baik dengan setiap orang, agar maksud kita yang luhur dan mulia sebagai ISInya tersampaikan dengan baik tanpa DISTORSI.



[Renungan] Beda Cara Berkomunikasi, Beda Hasil yang Didapat

No comments:

Post a Comment