Beritanya.net – Tim “Sapu Angin” Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya kembali mengukir prestasi dalam ajang Shell Eco Marathon (SEM) Asia 2016 di Filipina, Minggu (6/3) sore. Tim ITS meraih penghargaan pada kategori kendaraan Urban Concept berbahan bakar diesel.
Prestasi untuk keenam kalinya secara berturut-turut sejak tahun 2010 ini mencatatkan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa. Atas prestasi tersebut, tim Sapu Angin ITS untuk kali pertama akan diundang ke London bertanding melawan para juara dari benua Eropa dan Amerika dalam SEM Europe dan World Class Driver Competition.
“Bahkan, tim juga mencatat kemenangan dengan kecepatan di atas rekor kejuaraan serupa di Eropa,” kata Ketua Jurusan Teknik Mesin ITS, Ir Bambang Pramujati MSc Eng PhD di Surabaya, Senin (7/3).
Atas prestasi itu, tim Sapu Angin ITS untuk pertama kalinya akan diundang ke London untuk bertanding melawan para juara dari Eropa dan Amerika. “Itu juara pertama untuk Urban Concept Diesel yang keenam kalinya secara berturut-turut yang diraih Tim Sapu Angin ITS sejak 2010,” katanya.
Ia menjelaskan kemenangan tim ITS itu juga sangat dramatis, karena sempat ada insiden pada race kedua saat tim ITS mencapai 301 km per liter. “Capaian itu melebihi rekor kejuaraan serupa di Eropa,” katanya.
Pada saat itulah, panitia dari perwakilan Eropa menyatakan jika mobil Sapu Angin ITS menggunakan ban ilegal, padahal sepengetahuan anggota tim bahwa persyaratan hanya pada ukuran ban berdiamater 1,6 meter. Akhirnya, perwakilan Eropa itu meminta ban harus diganti dengan ban biasa dan tim ITS harus mengulang lagi semua perlombaan dari awal.
“Anak-anak saat itu sempat putus semangat dan marah, karena merasa dikerjai oleh panitia perwakilan dari Eropa. Anak-anak sempat berpikir untuk mogok dan meninggalkan lomba serta melayangkan protes keras, serta terpikir mengajak seluruh tim dari Indonesia untuk boikot,” katanya.
Namun, karena kebesaran hati anak-anak, mereka memenuhi permintaan untuk mengulang sejak awal serangkaian lomba. Ban Sapu Angin ITS memang didesain khusus oleh salah satu produsen ban internasional untuk mengurangi rolling resistance, dan itu tidak melanggar ketentuan lomba.
“Kalau staf dari salah satu perusahaan ban internasional, Michelin, sempat melihat ban yang digunakan Sapu Angin, dan dia mengatakan jika ban tim ITS ilegal, maka ban yang digunakan tim Eropa dalam kejuaraan serupa di Eropa juga harus dinyatakan ilegal,” katanya.
Akhirnya, komitmen dan kompetensi tim itu menghasilkan catatan terakhir tim Sapu Angin ITS pada angka 250 km per liter dan tetap terbaik pertama atau jauh di atas posisi kedua dari Tim UNS yang mencapai 133 km per liter.
“Kami sangat yakin ‘sangkar tidak akan mengubah Rajawali menjadi Merpati’,” katanya tentang satu-satunya dari puluhan tim asal Indonesia yang meraih juara pertama dalam ajang itu.
Selamat!
Tim 'Sapu Angin' ITS Raih Juara Urban Concept Diesel Tingkat Asia
No comments:
Post a Comment